Rembulan memucat pasi
Biasnya terselubung rarakan mega
Menggelapkan semesta
Meski hanya sekejap
Si pungguk mata nya pun memucat
Bergiliran menghadir memusatkan asa dan cipta
Berurutan tak terpisah
Menunggu bayang rembulan untuk menghadir
Sang pungguk menunggu pendar purnama
Menunggu batas kerinduan yang kian memuncak
Merindukan seraut wajah belahan jiwa
Hingga mengabadi hingga sepanjang jarak ombak berbuih
Rembulan pun menghadir
Memetakan batas - batas keangkuhan
Sang Pungguk berdiri lirih menghiba jasad temaram pesona
Untuk sekedar menghampiri kelopak mata sang rembulan
Sang rembulan hanya menoleh sesaat
Dan langsung memalingkan wajah nya
Tak terima dirinya di kagumi si pungguk yang buruk rupa
Dan langsung terbang melayang ke jagat raya
Segala kesabaran dan perjuangan
Tak semudah segala asa terhadirkan
Dan sang pungguk pun kembali menantikan
Kehadiran rembulan meski mungkin hanya sebatas impian
Sang pungguk sendiri tahu diri
Sang rembulan hanyalah sebuah oase yang tersamarkan di tengah padang pasir kering kerontang
Friday, May 18, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment